ADSENSE HERE!
Sebelumnya pergi kerja, saya memberitahu anakku yang masihlah mengantuk kalau sarapan telah siap. Karena tidak mau tidak berhasil jadi seseorang ayah, saya memasak nasi goreng untuk sarapan kami.
Bertindak sebagai ibu dan ayah bikin daya terkuras. Sesudah pulang kerja saya baringkan badan sekejab, mendadak satu mangkok pecah dengan mie instan dibawah tempat saya baring.
Saya demikian marah. Sesudah mengambil rotan, saya segera memukul anakku yang tengah asik bermain tanpa ada belas kasihan.
Sesudah usai, anakku masuk dalam kamar. Saya menyesal, pipiku mulai dibasahi air mata dan saya pergi menangis didalam kamar mandi.
Selesai menunaikan Sholat Isya, dengan cara diam-diam saya mengintip ke kamar anakku. Dia menangis bukanlah karena sakit di punggungnya, namun karena dia lihat photo almarhum ibu yang dikasihinya. Lalu saya menyapukan obat di punggungnya yang sakit itu lantas memeluk dan membujuknya untuk tidur.
Baca Juga : Liat Kegigihan Tukang Tambal Ini, Bikin Meleleh
Waow ! Pasangan Sejoli Ini Menikah Pakai Seragam Pramuka, Cari Tahu Mengapa?
Satu tahun berlalu sesudah peristiwa itu, saya berjanji akan tidak mengulanginya lagi. Namun, saat dia mulai masuk sekolah taman kanak-kanak, satu insiden jelek kembali berulang.
Saat saya di kantor, ibu gurunya menghubungi saya dan menyampaikan kalau anakku telah sekian hari tak masuk sekolah, walau sebenarnya saya mengantarnya tiap-tiap pagi.
'Aku Minta Maaf Ayah'
Hal semacam itu bikin saya marah. Saya pulang lebih awal mengharapkan bisa keterangan dari anakku. Namun saat saya hingga dia tidak ada dirumah, sesudah lama mencari, rupa-rupanya dia main game di warnet.
Perasaan yg tidak teratasi bikin saya memukulinya dengan kronis, dia cuma diam dan menyampaikan, " Saya mohon maaf ayah " .
Sekian hari kemudian, anakku pulang ke rumah memberitahukan kalau di sekolahnya mulai di ajarkan langkah membaca dan menulis. Mulai sejak waktu itu, anakku semakin banyak mengurung diri di kamar untuk berlatih menulis.
Saya meyakini, bila istri masihlah ada dan memandangnya, ia akan terasa bangga, sudah pasti dia bikin
saya bangga juga!
Cuma selang sekian hari saya memperoleh panggilan dari kantor pos, kalau anakku kirim beberapa puluh surat tanpa ada alamat.
Sesudah saya mengambilnya, saya coba memperoleh keterangan dari anakku. Saat itu saya menangis saat dia menyampaikan surat itu untuk almarhum ibunya. Lalu ia masuk kedalam kamar dan menyampaikan, " Maafkan saya ayah " .
Saya cuma menghela nafas panjang, mataku tertarik lihat satu amplop dengan tulisan " untuk ibu tersayang " .
'Bisakah Ibu Nampak Dalam Mimpiku Malam Ini? '
Saya buka dan membacanya dengan perlahan.
" Ibu, hari ini saya terkena marah dari ayah karena menyimpan mie instan dibawah selimutnya. Saat itu saya begitu lapar jadi saya menginginkan memasak nasi, namun saya ingat pesan ayah, saya dilarang memakai beberapa barang beresiko dirumah. Oleh karenanya saya menyiram mie dengan air panas, satu buat aku dan satu untuk ayah. Miliki ayah saya simpan dibawah selimutnya, takut mienya dingin. Namun ayah memarahiku karena saya lupa menyampaikan menyimpan mie untuk ayah dibawah selimut.
Ibu saya telah masuk sekolah, saya begitu merindukanmu. Hari ini kami bikin pertunjukan bakat dan bu guru mengundang ibu-ibu murid untuk ada dalam pertunjukan itu, namun ibu telah tak ada.
Saya tidak mau menghadirinya, saya tak memberitahukan ayah mengenai hal semacam ini karena saya takut ayah akan mulai menangis dan merindukanmu lagi. Untuk sembunyikan rasa sedih, saya pergi main game di toko computer, ayah lalu menemukanku dan memarahi dan memukulku.
Ibu, sehari-hari saya lihat ayah begitu merindukanmu, setiap saat dia teringat kepadamu ia demikian sedih. Saya ingat kami berdua begitu merindukanmu, namun saya mulai melupakan wajahmu, dapatkah ibu nampak dalam mimpiku malam ini? "
Selama membaca surat itu, air mataku tidak dapat berhenti mengalir. Saya lalu mendatangi kamar anakku. Terang isak tangisnya terdengar dari luar, saya mendekatinya dan mohon maaf dan memeluknya dengan penuh kasih sayang.
Catatan : untuk beberapa suami, janganlah sangat cepat marah pada anak-anak Anda dan hargailah istri Anda pada saat masihlah ada. Cinta dan kasih sayang yang mereka berikanlah tak ada emas permata, bahkan juga intan berlian, yang dapat menggantikannya.
ADSENSE HERE!


No comments:
Post a Comment